Breaking

PORTOFOLIO PENGETAHUAN LINGKUNGAN

                                                    KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga penulis telah menyelesaikan penyusunan portofolio ini dengan judul PORTOFOLIO PENGETAHUAN LINGKUNGAN. Penyusunan portofolio ini untuk melengkapi tugas akhir semester genap. Lewat portofolio ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam Lingkungan hidup. Serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya Pengetahuan Lingkungan itu.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan portofolio ini. Karena itu, penulis sangat mengharapakan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari portofolio ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu selama proses penyusunan portofolio ini, baik secara moril maupun material. Akhirnya semoga portofolio ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                            




                                                                                                                    Ambon,23 Maret 2013


                                                                                                                                       Penulis






PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
           
            Didalam ekosistem terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen satu dengan yang lain. Saling ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk bereproduksi, makanan, energi, air, mineral dan udara. Adanya saling ketergantungan menyebabkan di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan menngakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya.
Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.






B.Permasalahan
     
     1. Apakah Yang dimaksud dengan Lingkungan Hidup?
    2. Apakah yang dimaksud dengan Rantai Makanan,Ekologi,Polusi,Pencemaran,dan strategi pengetahuan lingkungan? 
           3.  Bagaimana etika dan aplikasi lingkungan dalam kehidupan?
           4.  Apakah yang dimaksud dengan Piramida Ekologi?
           5.  Bagaimana proses produktivitas di dalam ekosistem?
           6.   Apa yang dimaksud dengan daur biogeokimia dan bagaimana bentuknya?

C.  Tujuan Penulisan

      1.      Untuk Mengetahui pengertian Lingkungan Hidup?
     2.      Untuk Mengetahui pengertian dari Rantai Makanan,Ekologi,Polusi,Pencemaran,dan strategi pengetahuan lingkungan? 
            3.      Untuk mengetahui letak proses aliran energi dalam jaring-jaring makanan
            4.      Untuk Mengetahui Piramida Ekologi
            5.      Untuk mengetahui  proses produktivitas di dalam ekosistem
            6.      Untuk Mengetahui pengertian daur biogeokimia dan bagaimana bentuknya












PENGERTIAN ILMU LINGKUNGAN,SEJARAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN,
KONSEP LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA,PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI LINGKUNGAN.
Oleh Kelompok 1 :
         Fatma Wali        Kalsum Solissa
         Musdadi Rumadan

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu  Lingkungan
    Ilmu yang mengitegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan jasad hidup (manusia) dengan lingkungannya.
      Ilmu interdisipliner untuk mengukur dan menilai perubahan dan dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem, sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengelola ekosistem tersebut demi kehidupannya sendiri (Johnson, 1977)
Tujuan Ilmu Lingkungan
    Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesaling terkaitan antara faktor ekonomi, sosial, politik dan ekologi
    Memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan
    Melahirkan pola sikap individu, kelompok dan masyarakat yg lebih baik terhadap lingkungan.
     Sejarah Pendidikan Lingkungan
1972 konferensi PBB di Swedia 1975 unesco Mengembangkan program internasional pendidikan lingkungan (Belgrad Yugoslavia)
1977 perwakilan dari 60 Negara berkumpul di Tbilisi untuk menindaklanjuti hasil pertemuan di belgrad
     Hasil Konferensi Internasional Meratifiksi Defenisi Pendidikan Juga Seperangkat Tujun:
“Pendidikan lingkungan adalah sebuah proses yang bertujuan dalam membangun populasi dunia yang berkesadaran dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan secara keseluruhan dan berbagai problem yang terkait dengannya, dan yang mana memiliki  pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi dan komitmen untuk bekerja secara individu dan bersama-sama untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah-masalah yang saat ini muncul dan mencegah munculnya masalah baru”.
     Konsep Lingkungan Hidup Di Indonesia
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya
     Kerusakan Pada Lingkungan Hidup
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.
a. Faktor alami Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
b. Faktor buatan (tangan jahil manusia) Manusia sebagai makhluk berakal dan    memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
a.    Penanaman kembali hutan yang gundul
b.    Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat
c.    Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan
d.    Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
e.    Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan
    Kelembagaan
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan hidup adalah Kementerian Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal.
    Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Lingkungan
    Pada 11 maret 1982 diundangkan sebuah produk hukum mengenai lingkungan hidup Undang-undang nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
    UU Nomor 23 Tahun 1997 pengganti UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang pengelolaan lingkungan hidup
    UU nomor nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup




















EKOLOGI

Oleh Kelompok 2 :

Mawada Ibrahim        Mustamar Rumakur
Milda umaternate

PEMBAHASAN

1.    Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus yang artinya akyat, berarti penduduk dari Negara tersebutdi dalam pelajaran ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah di sebut jenis individu yang yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatanya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di di perkebunan purwakarta jabar, populasi pohon karet 1965 di perkebunan yang ada di Sumatra dan lain-lain. Jadi populasi adalah sekelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang  atau tempat yang terbuka.

2.    Sifat-sifat yang dimiliki populas
      Populasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.    Kerepatan atau kepadatan. Kerapatan lazim di gunakan pada tumbuhan,sedangakn kerapatan biasanya di gunakan pada manusiamisalnya kepadatan penduduk dikota-kota.
2.    Natalitas ( angka kelahiran)
3.    Mortalitas (angka kematian)
4.    Bentuk pertumbuhan dan perkembangan
5.    Mempunyai sifat –sifat genetic yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya yaitu: beradaptasi keserasian reproduktif ketahanan(probabilitas meninggalkan keturunan selama jangka waktu yang panjang).
Sifat-sifat populasi hubungan numerital dan struktur yaitu: karapatan dan kepadatan, kerapatan populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan makhluk hidup dengan beberapa satuan rauangan, umunya di nyatakan sebagai jumlah individu atau biomas populasi, persatuan areal atau volume misalnya 200 pohon per hektar. Dalam pengkajian suatu populasi, kerapatan populasai merupakan suatu cirri utama. Pengaruh populasai terhadap komunitasa dan ekosistem, tergantung  kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya. Contoh seekor ikan gabus di dalam satu hektar kolam ikan mas akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap asil akhir ikan mas tersebut sehingga tidak menjadi perhatian  pemilik kolam itu.
Kerapatan populasi juga sering di pakai untuk mengetahui apakah populasi sedang berubah(berkurang atau bertambah) pada suatu saat tertentu( biasanya di hubungkan dengan waktu), seperti jumlah burung yang dilihat per jam. Kerapatan populasi itu juga beragam dan mempunyai batas atas dan bawah yang pasti bagi besarnya populasi yang di amati. Batas atas dari kerapatan populasi di tentukan oleh arus energy (produktifitas) di dalam ekosistem, sedangkan batas bawah tidak begitu jelas, tetapi didalam ekosistem yang mantap, mekanisme homeostatis bertindak menjaga kerapatan organisme yang dominan atau umum di dalam batas-batas tertentu.
a.    Kelahiran atau natalitas adalah kemampuan yang inheren suatu populasi untuk bertambah. Natalitas ini menyatakan pertambahan dalam lngkungan yang sesuai atau spesifik
b.    Mortalitas (kematian)
Mortalitas adalah kematian individu-induvidu di dalam populasi. kebalikan dari natalitas. Angka mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati di dalam kurun waktu tertentu. Mortalitas darisetiap populasi dan lingkungan beragam atau tidak selalau sama atau tidak tetap. Mortalitas minimum adalah suatu tetapan dari suatu populasi. yang menunjukkan di bawah keadaan ideal. Maksudnya sekalipun dalam keadaan yang paling baik, individu-individu itu akan mati karena umur tua oleh legevitas fisiologi mereka yang sering lebih besar dari pada longevitas ekologi rata-rata.
c.    Penyebaran umur populasi.
Penyebaran umur merupakan ciri atau sifat penting populasai yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif  yang sedang berlangsungdari populasi dan menyatakan apa yang di harapkan pada masa mendatang. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu-individu muda, dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar individu- individu yang berumur tua.
d.    Perluasan atau penyebaran populasi
Perluasan atau penyabaran populasi adalah gerakan individu-individu atau anak-anaknya( biji-biji, spora, larva dan sebagainya).

3. pengertian komunitas
Sorang ahli Federickan Clemen (1900) mengatakn bahwa suatu komunitasa merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan karena melaluiprosese-proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena dapat mempengaruhi kehidupan organisme. Jika organisme itu tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya tanah penting untuk tumbuhan hidup karena mengandung mineral, juga merupakan media bagi air dan sebagai tempat tumbuhnya akar.
Penampilan komunitas biasanya tergantung pada komposisi structural. Dalam hal ini bagaimana bentuk tumbuhnya,bagaimana cara tumbuhnya vegetasi iu, apakah merambat,berbentuk semak, tumbuhan yang tidak mempunyai zat kayu(herba), contoh ada pohon yang tumbuh rindang berdaun lebar atau berdaun hijau  dan sebagainya.
a.    Komunitas biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan[1]. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan.
b.    Macam- macam komunitas.
Komunitas dapat di bagi menjadi
    Komunitas Akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai,di parit dan dikolam.
    Komunitas Terestrial, yaitu sekelompokorganisme yang terdapat dipekarangan, di padang rumput, padang pasir, halaman sekolah, di kebunraya dan lain sebagainya.
Banyak komunitasa yang di kenal dengan mudah. Umpamanya  antara komunitas hutan mangrove terdapat perbedaan yang jelas. Dalam komunitas terdapat konsumen dan mkhluk pembusuk yang berbeda pula. Dengan demikian tipe-tipe komunitas mempunyai macam- macam organisme yang khas.
Sering terjadi spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulang kali dalam berbagai komunitas dan menjalankan fungsinya agak bebbeda.

4. Pengertian Ekosistem
Menurut undang – undang lingkungan hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antar seganap unsure lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Perlu di ketahui bahwa di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup terdiri dari tumbuh –tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah  segala sesuatu yang berada di luar individu.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas  dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energy yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materiyang di perlukan untuk  hidupnya semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik.

A. Kaidah-kaidah Ekosistem adalah sebagai berikut :
1.    Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah
2.    Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang
3.    Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang salingmempengaruhi dan bersifat timbal balik.
4.    Interaksi terjadi antara :
• Komponen-komponen biotis dengan komponen-komponen abiotis
• Sesama komponen biotis
• Sesama komponen-komponen abiotis

5.    Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupannya.
6.    Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya (biosfer).
7.    Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.
8.    Antara satu dengan lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih interaksinya pula secara tertentu.

B. Pembagian Komponen Ekosistem Berdasarkan :
a. Jenjang makanan :
    1. Komponen autotrofik
    2. Komponen heterotrofik, yang terdiri dari :
        • Biophag : organisme yang makan organisme hidup
        • Saprophag : organisme yang makan organisme mati
 b. Segi fungsional :
    1. Lingkaran energi
    2. Rantai makanan
    3. Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
   4. Perkembangan dan evolusi
   5. Pengendalian (cybernetics)
c. Dari segi kehidupan :
1.    Komponen abiotik : senyawa organik, anorganik, lingkungan
2.    Komponen biotik : produsen, makrokonsumer (phagotroph) dan mikrokonsumer(saprotroph)Komponen ekosistem perairan terdiri dari komponen abiotik, komponenbiotik,   sumber energi dan nutrient (renewable).
1. Komponen abiotik.
    Air. Air bisa berfungsi sebagai medium dengan karakteristik fisika kimia antara lain  temperatur, kekeruhan, arus, dan lain-lain. Selain itu, air juga merupakan sumber nutrient karena memiliki kandungan N, P, Si serta trace elemens.
Cahaya. Cahaya berperan penting sebagai sumberenergi untuk proses fotosintesis. Cahaya memiliki karakteristik yang khas yaitu bersifat terbatas sampai kedalaman tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu dan zonasi perairan.Udara. Udara sangat penting berkaitan dengan kandungan oksigen terlarut serta kadar CO2 di perairan.
 Tanah/Sedimen. Tanah/sedimen merupakan sumber nutrient serta medium untuk benthos.
2. Komponen biotik.
a.(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yangberupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.Heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan) merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain dan mendapatkan energinya dengan mengkonsumsi organisme lain, atau biasa disebut konsumer. Berdasarkan jenis organisme yang dimangsa, konsumer terbagi atas herbivora (pemangsa tumbuhan), omnivora (pemangsa tumbuhan dan hewan) serta karnivora (pemangsa hewan).
c.Komponen pengurai atau biasa disebut dekomposer. Pengurai adalah organisme  heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Komponen ini menguraikan/memecahkan organik kompleks dari organisme mati atau fragmen organisme. Contoh organisme pengurai yaitu bakteri dan jamur (fungi)
C.Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
Akuatik (air)
•    Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
•    Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
•    Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
•    Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
•    Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
•      Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
•     Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal Seperti hal¬nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng¬hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Terestrial (darat)
 
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.
 
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.
 
Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
•    Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
•    Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena
•    Padang rumput.
 Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
•    Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
•    Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
•    Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
•    Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.


•    Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
•    Buatan
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.] Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
•    bendungan
•    hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
•    agroekosistem berupa sawah tadah hujan
•    sawah irigasi
•    perkebunan sawit
•    ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
•    ekosistem ruang angkasa.
•    Ekosistem kota
Memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
D. Pengertian  Habitat
 Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada
dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
a.    Kemusnahan habitat
 Ialah proses yang menyebabkan sesebuah habitat semula jadi hilang keupayaannya untuk menampung spesies-spesies yang sedia ada. Dalam proses ini, organisme-organisme yang pernah menggunakan tapak habitat ini kehilangan tempat tinggal atau dimusnahkan, maka berkuranganlah biodiversitinya. Kemusnahan habitat akibat kegiatan manusia, terutamanya bertujuan meneroka sumber alam untuk pengeluaran industri dan pembandaran. Pembersihan habitat untuk tujuan pertanian ialah punca utama kemusnahan habitat, di samping juga kegiatan perlombongan, pembalakan, penundaan dan rebakan bandar. Kemusnahan habitat kini merupakan punca kepupusan spesies yang paling utama di seluruh dunia.[1] Beginilah proses perubahan alam sekitar yang penting dalam pemahaman evolusi dan biologi pemuliharaan. Punca-punca lain termasuk fragmentasi habitat, proses geologi, perubahan iklim, spesies penceroboh, perubahan khasiar ekosistem dan kegiatan manusia.
 Istilah "kehilangan habitat" dan "pengurangan habitat" juga digunakan untuk arti yang lebih luas, termasuk kehilangan habitat akibat faktor-faktor lain seperti pencemaran air dan bunyi.
b.    Kesan terhadap kehidupan
Secara ringkasnya, apabila musnahnya sebuah habitat, maka berkurangnya keupayaan muatan bagi tumbuh-tumbuhan, hewan-eiwan, dan kehidupan lain yang menduduki habitat tersebut, maka bilangan hidupan-hidupan tersebut semakin berkurangan dan kian pupus. Mungkin sekali, ancaman terbesar terhadap organisme dan biodiversiti ialah proses kemusnahan habitat. Temple (1986) mendapati bahawa 82% daripada spesies burung terancam amat terancam oleh kehilangan habitat. Hidupan-hidupan endemik yang tinggal dalam kawasan terhad juga paling teruk terjejas oleh kemusnahan habitat, terutamanya kerana hidupan-hidupan tersebut tidak dijumpai di mana-mana tempat lain di dunia, oleh itu lebih sukar untuk pulih, tidak lupa juga kebanyakan hidupan endemik agak cerewet keperluannya untuk bermandiri, oleh itu hanya boleh ditemui dalam sebuah ekosistem yang tertentu, maka pupuslah hidupan itu. Kemusnahan habitat juga boleh mengurangkan liputan kependudukan hidupan yang tertentu, maka boleh mengakibatkan berkurangnya kepelbagaian genetik dan mungkin sekali penghasilan anak hidupan yang mandul, kerana hidupan-hidupan induknya mungkin berkemungkinan lebih besar mengawan dengan saudara-saudari sendiri dalam spesiesnya, atau spesies yang berlainan.
c.    Kegiatan manusia
Pemusnahan hutan dan pembinaan jalan di Amazonia, Hutan Hujan Amazon.
Kemusnahan habitat yang berpunca dari kegiatan manusia termasuk penggunaan tanah untuk tujuan pertanian, rebakan bandar, pembangunan prasarana, dan bermacam-macam lagi perubahan buatan manusia kepada kecirian tanah. Degradasi, fragmentasi dan pencemaran habitat merupakan aspek-aspek pencemaran akibat manusia yang tidak semestinya melibatkan pemusnahan habitat terang-terangan, namun tetap mengakibatkan keruntuhan habitat. Penggurunan, pembasmian hutan, dan penjejasan terumbu karang masing-masing merupakan jenis-jenis kemusnahan habitat yang boleh dialami oleh gurun, hutan, dan terumbu karang.
E. Manusia 
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Manusia memiliki akal pikiran. Karunia itu kemudian digunakan dalam berperilaku dalam kesehariannya di muka bumi ini. Oleh karena itu, manusia yang hidup di bumi ini harus selalu menjaga kelestarian alam sekitar.
Manusia sangat berperan penting dalam memelihara kelestarian lingkungan karena hal itu berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka dimasa yang akan datang. Banyak hal biasa yang menjadi hal yang luar biasa saat kita sadar betapa pentingnya alam ini. menjaga lingkungan bukan berarti kita harus siap siaga dalam hal materil saja,tetapi kita juga harus siaga dari sisi moril. Peran manusia dalam menjaga lingkungan bukan hanya dari luar saja yang harus diperlihatkan. Tetapi kesadaran dari dalam diri kita. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjalankan peranan itu :
    Membangkitkan kesadaran dari dalam diri,terutama sadar akan dampak buruk dari kerusakan kingkungan.
    Mengadakan kegiatan sosialisasi dengan warga sekitar tempat tinggal untuk andil dalam penghijauan.
    Bergotong royong juga merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan jiwa sosialisasi masyarakat.
Melakukan 3 hal tersebut secara tidak langsung kita sudah menjalani peranan kita dalam menjaga lingkungan. Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan,tentunya dengan sadar kita sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari,kita selalu berhubungan dengan lingkungan. Apapun yang kita lakukanbaik itu didalam maupun diluar rumah pasti berhubungan dengan lingkungan. Tetapi,lebih banyaknya kerusakan yang tampak jelas. Sedangkan sisi positif dari apa yang kita lakukan hanya terlihat oleh kita sendiri. Memaklumi keadaan yang mengakibatkan pemanasan global bukan hal yang biasa lagi,terkadang kita sebagai manusia lalai dalam hal memelihara lingkungan




















HUBUNGAN MAHKLUK HIDUP DENGAN EKOSISTEM
Oleh Kelompok 3 :
Pujihati Lontor        Gusti Ayu Setiasi
Santri Duha            Husni Haupea

       PEMBAHASAN   
A. Hubungan Makhluk Hidup Dengan Ekosistem
Dalam suatu Ekosistem selalu terjadi interaksi timbal- balik antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. Interaksi antar komponen biotic tersebut, antara lain:
1.Netral yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling mengganggu dalam habitat yang sama.
Contoh: hubungan antara capung dan sapi
2.Predasi merupakan jenis interaksi antara makan dan dimakan
Contoh: singa dan kijang, singa sebagai pemangsa (predator)
3.Kompetisi merupakan jenis interaksi yang saling bersaing untuk bertahan hidup.
Contoh: kompetisi beberapa jenis burung di hutan yang memakan jenis serangga yang sama.
4.Simbiosis
B. Pengertian Simbiosis
Simbiois berasal dari bahasa Yunani “sym” yang berarti dengan dan “biosis” yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan.Simbiosis juga diartikan sebagai pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
C. Macam- Macam Simbiosis Yakni:
1.    Simbiosis Mutualisme adalah hubungan sesama makhluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak.
Contoh:
• Hubungan bunga dan lebah
Dalam hubungan ini, lebah mendapat untung karena menghisap madu dan bunga mendapat untung karena dibantu dalam penyerbukan.
• Hubungan kerbau dan burung jalak
Dalam hubungan ini seekor burung jalak diuntungkan karena mendapat makanan (kutu) yang menempel ditubuh kerbau, sehingga kerbau merasa diuntungkan karena kutu-kutu yang menempel ditubuhnya habis dimakan burung jalak. kerbau dan burung jalak
2.Simbiosis komensalisme adalah hubungan makhluk hidup dimana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak yang lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh:
• Hubungan antara tanaman anggrek dengan pohon mangga
Pohon mangga tidak merasa dirugikan oleh anggrek, karena anggrek tidak mengambil makanan dari pohon mangga.Anggrek dengan pohon mangga
• Hubungan antara hiu dan ikan remora
Hiu tidak merasa dirugikan oleh adanya ikan remora yang mengambil makanan pada tubuh hiu. Ikan remora merasa aman dekat dengan hiu karena ikan-ikan pemangsanya takut dengan hiu.Hiu dengan ikan remora
• Hubungan antara tumbuhan sirih dengan Inangnya
Sirih mendapat keuntungan Karena dapat merambat pada tumbuhan lain (inang). Inangnya tidak merasa dirugikan karena sirih tidak menyerap (mengambil makanan).tumbuhan sirih dengan inangnya
3.    Simbiosis parasitisme adalah hubungan sesama makhluk hidup dimana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya.
Contoh:
• Ulat pemakan daun
Tumbuhan merasa rugi karena ulat memakan daunnya, sedangkan ulat mendapat keuntungan dari memakan daun.
    Ulat pemakan daun
•  Nyamuk yang menggigit tubuh manusia
Jika  tubuh kita digigit nyamuk pasti kita merasa rugi, tetapi nyamuk mendapat keuntungan dari menghisap darah kita (kenyang).
•  Cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia
•  Tanaman benalu dengan inangnya
•  Tali putri dengan inangnya.
4.    Simbiosis amensalisme adalah hubungan makhluk hidup dimana satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Contoh :
•    jamur penicillium (antibiotic)  dan mikroorganisme lain
•    tumbuhan kamboja dan pohon gamal (alelopati) dan tumbuhan lain
5. Simbiosis kompetisi adalah simbiosis yang saling merugikan bagi kedua pihak, biasanya  terjadi persaingan dalam memperebutkan makanan.
Contoh: hiu dan paus saling merebut makanan ikan kecil.
6.    Simbiosis  netralisme adalah hubungan yang tidak menguntungkan maupun merugikan bagi kedua pihak.
Contoh : kupu-kupu dan anjing.





















RANTAI MAKANAN
Oleh Kelompok 4 :
Sarmiati         Laila Hayoto
Muhammad Badrun Selan.

PEMBAHASAN
A.Rantai Makanan

Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai pokok, yaitu :
1. Rantai Pemangsa (Rantai Makanan Tipe Perumput)
Landasan utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
            Contohnya : Padi à Tikus à Ular Sawah àElang
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
2.    Rantai Parasit (Rantai Makanan Tipe Parasit)
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
            Contohnya : Tanaman Mangga à Benalu à Ulat à Burung Pemakan Ulat.
3.    Rantai Saprofit (Rantai Makanan Tipe Detritus)
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
            Contohnya : Hancuran Daun ( seresah ) à Cacing Tanah à Ayam à Musang.
B. Ilustrasi Singkat Dari Rantai Makanan Dapat Disimak Dari Gambar :
Berdasarkan rantai makanan tersebut padi berperan sebagai produsen, tikus berperan sebagai konsumen I, ular berperan sebagai konsumen II,  dan elang berperan sebagai konsumen III. Dari rantai makanan tersebut dapat kita gambarkan peristiwa yang akan terjadi jika salah satu komponen dalam rantai makanan tersebut tidak ada atau hilang. Misalkan pada rantai makanan di atas konsumen I (tikus) tidak ada atau hilang, maka konsumen II (ular) akan terganggu keseimbangannya karena tidak mendapatkan makanan. Sebaliknya produsen (padi) akan melimpah karena tidak ada yang memakannya. Siklus dalam rantai makanan dapat berjalan seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, misalnya konsumen I tidak ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai makanan tersebut. Agar rantai makanan dapat berjalan terus menerut maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan. 
C. Jaring-Jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: bunga sepatu daunnya dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang. Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
D. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.


ALIRAN ENERGI DAN DAUR BIOGEOKIMIA
Oleh Kelompok 5 :

Iwan Makatita                       Abdul Rahim Booy
Hanifa Wabula        Siti Nur Komaria

    PEMBAHASAN       
A. Aliran Energi
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
Dalam proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun alirn energi. Pada awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan untuk pross fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan, dan dimakan oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu dengan yang lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan diuraikan oleh bakteri dan jamur menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan tersebut kembali. Pada proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik lainnya selalu ada energi yang hilang
Sehingga dapat dikatakan bahwa aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada dalam tubuh.
•    Komponen Abiotik
Pada setiap tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk kegiatan hidupnya. Karena itu, semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin kecil alirannya. Hal ini disebabkan karena adanya energi yang beralih dalam bentuk panas tubuh seperti diuraikan tadi. Di dalam ekosistem terjadi pemborosan energi. juga tampak bahwa energi itu mengalir dari luar (matahari) ke dalam ekosistem dalam satu alur. Energi tidak daapat berdaur ulang dan tidak dapat kembali lagi ke matahari.
Salah satu sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup mampu melakukan transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak.
B. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer. Rantai makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai pokok, yaitu :
1.    Rantai Pemangsa (Rantai Makanan Tipe Perumput)
Landasan utama dari Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
Contohnya : Padi à Tikus à Ular Sawah àElang
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
2.    Rantai Parasit (Rantai Makanan Tipe Parasit)
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
            Contohnya : Tanaman Mangga à Benalu à Ulat à Burung Pemakan Ulat.
3.    Rantai Saprofit (Rantai Makanan Tipe Detritus)
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
            Contohnya : Hancuran Daun ( seresah ) à Cacing Tanah à Ayam à Musang.
Ilustrasi Singkat Dari Rantai Makanan Dapat Disimak Dari Gambar:
Berdasarkan rantai makanan tersebut padi berperan sebagai produsen, tikus berperan sebagai konsumen I, ular berperan sebagai konsumen II,  dan elang berperan sebagai konsumen III. Dari rantai makanan tersebut dapat kita gambarkan peristiwa yang akan terjadi jika salah satu komponen dalam rantai makanan tersebut tidak ada atau hilang. Misalkan pada rantai makanan di atas konsumen I (tikus) tidak ada atau hilang, maka konsumen II (ular) akan terganggu keseimbangannya karena tidak mendapatkan makanan. Sebaliknya produsen (padi) akan melimpah karena tidak ada yang memakannya. Siklus dalam rantai makanan dapat berjalan seimbang apabila semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, misalnya konsumen I tidak ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai makanan tersebut. Agar rantai makanan dapat berjalan terus menerut maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan. 
C. Jaring-Jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya: bunga sepatu daunnya dimakan ulat, ulat juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang. Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
D. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Piramida ekologi sendiri terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :



1.    Piramida Energi
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.
Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.
2.    Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
3.    Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
            Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
E. Produktivitas Dalam Ekosistem
Tumbuhan berklorofil mampu menangkap energi cahaya dan mengolah serta menyimpan energi tersebut menjadi energi kimia, yitu berupa bahan organik. Jumlah total energi kimia berupa bahan organik yang dibentuk oleh tumuh-tumbuhan per satuan luas waktu disebut produksi primer. Kecepatan penyimpanan energi kimiaoleh produsen dalam bentuk senyawa organik sebagai bahan makanan disebut produksi primer bersih (PBB). Produksi bersih inilah yang berguna untuk manusia dan binatang (organisme) heterotrof. Organisme heterotrof dapat mensintesis kembali energi yang diperolehnya dan disimpan dalam jaringan yang disebut produksi sekunder.

F. Daur Biogeokimia dalam Ekosistem
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Daur Biogeokimia sendiri berfungsi sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Dengan adanya daur biogeokimia, unsur-unsur kimia yang penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk terus dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu siklus. Jika daur ini terhenti, maka proses kehidupan juga berhenti, karena itu kelancaran daur biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup di Bumi. Daur ini dibedakan menjadi beberapa macam
1.    Daur Nitrogen
Unsur N yang terdapat dalam tanah sangat sedikit, tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonium, ion nitrat (NO-2). Sumber nitrogen yang lain yaitu nitrogen yang difiksasi oleh bakteri nitrogen. Contoh : Rhizobium, Azetobacter, dan Clostridium pasteurianium. Beberapa jenis bakteri dalam tanah melakukan kegiatan yang secara tidak langsung mempengaruhi tersedianya nitrogen dalam tanah yaitu Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter yang membantu dalam proses nitrfikasi. Di dalam tanah bakteri anaerob mampu mengubah senyawa nitrat menjadi amoniak atau NH-3. Peristiwa ini disebut denitrifikasi. Contohnya Thiobacillus denitrificans dan Pseudomonas denitrifican.


2.    Daur Karbon dan Oksigen

Oksigen bnyak ditemukan dalam keadaan bebas di atmosfer da terlarut di dalam air. Oksigen merupakan hasil fotosintesis dan dipakai untuk respirasi. Proses respirasi akan melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Karbon dioksida tersebut oleh tumbuhan hijau digunakan untuk membentuk senyawa organik melalui proses fotosintesi,
3.    Daur Sulfur (Belerang)
Sulfur (belerang) banyak terdapat di dalam kerak bumi dan dapat diambil tumbuhan dalam bentuk sulfat. Sulfur di atmosfer berupa gas SO2 atau oksida sulfur yang terbentuk dari sisa pembakaran bahan bakar fosil (BBM) dan lelehan dari belerang dari tambang belerang
Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat. Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida , dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur dioksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
4.    Daur Fosfor
Garam mineral fosfor berasal dari kerak bumi larut mengikuti siklus air yang akhirnya sampai di laut. Oleh karena erosi, unsur fosfor yang berda dalam bentuk fosfat akan berubah menjadi fosfat organik yang dapat diserap oleh tumbuhan
Daur Fosfor adalah proses perubahan fosfat dari fosfat anorganik menjadi fosfat organik dan kembali menjadi fosfat anorganik secara kesinambungan dan tanpa jeda. Fosfor adalah komponen penting pada membran sel, asam nukleat dan tranfer energi pada respirasi sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Fosfat organik adalah sebutan untuk senyawa fosfat yang terkandung dalam binatang dan tumbuhan. Sedangkan fosfat anorganik adalah senyawa fosfat yeng terdapat pada tanah, batuan dan air.
Siklus fosfor atau daur fosfat diawali dengan pembentukan fosfat anorganik oleh alam. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-) dan banyak terdapat pada batu-batuan. Batu-batuan yang kaya dengan fosfat yang mengalami erosi dan pelapukan terkikis dan hanyut oleh air membentuk larutan fosfat. Larutan fosfat kemudia diserap oleh tumbuhan dan makhluk hidup autotrof seperti protista fotosintesis dan Cyanobacteri. Manusia dan hewan memperoleh fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Jika kandungan fosfta dalam tubuh makhluk hidup berlebihan maka fosfat akan dikeluarkan kembali kealam dalam bentuk urine ataupun feces yang kemudian diuraikan oleh bakteri pengurai kembali menjadi fosfat anorganik. Selain dari sisa-sisa metabolisme tubuh, fosfat juga di peroleh dari dekomposisi makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai.
5.    Daur Air (Hidrologi)
Daur Hidrologi adalah siklus perputaran air dibumi. Air merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan oleh berbagai jenis kehidupan. Tanpa air kita tidak bisa hidup. Air dapat di jumpai di berbagi tempat di  permukaan bumi dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa cairan dan ada juga yang berbentuk uap air. Air juga ditemukan diberbagai tempat, dilaut ataupun di darat, dikedalaman bumi atau pun di atsmosfer. Di pegunungan ataupun di lembah dan juga dalam tubuh makhluk hidup. Perpindahan air dari dari darat à ke udara à ke makhluk hidup àlalu kembali ke bumi lagi itulah yang disebut siklus air.























MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Oleh Kelompok 6 :
Susyanti                 Diana Wati Galela
Jubaeda Rumadau         Ridwan Waliulu
PEMBAHASAN
A. Manusia dan Lingkungan
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
B. Pengertian  Habitat
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Padadasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
a.Kemusnahan habitat
 Ialah proses yang menyebabkan sesebuah habitat semula jadi hilang keupayaannya untuk menampung spesies-spesies yang sedia ada. Dalam proses ini, organisme-organisme yang pernah menggunakan tapak habitat ini kehilangan tempat tinggal atau dimusnahkan, maka berkuranganlah biodiversitinya. Kemusnahan habitat akibat kegiatan manusia, terutamanya bertujuan meneroka sumber alam untuk pengeluaran industri dan pembandaran. Pembersihan habitat untuk tujuan pertanian ialah punca utama kemusnahan habitat, di samping juga kegiatan perlombongan, pembalakan, penundaan dan rebakan bandar. Kemusnahan habitat kini merupakan punca kepupusan spesies yang paling utama di seluruh dunia.Beginilah proses perubahan alam sekitar yang penting dalam pemahaman evolusi dan biologi pemuliharaan. Punca-punca lain termasuk fragmentasi habitat, proses geologi, perubahan iklim, spesies penceroboh, perubahan khasiar ekosistem dan kegiatan manusia.
 Istilah "kehilangan habitat" dan "pengurangan habitat" juga digunakan untuk arti yang lebih luas, termasuk kehilangan habitat akibat faktor-faktor lain seperti pencemaran air dan bunyi.
b.Kesan terhadap kehidupan
Secara ringkasnya, apabila musnahnya sebuah habitat, maka berkurangnya keupayaan muatan bagi tumbuh-tumbuhan, hewan-eiwan, dan kehidupan lain yang menduduki habitat tersebut, maka bilangan hidupan-hidupan tersebut semakin berkurangan dan kian pupus. Mungkin sekali, ancaman terbesar terhadap organisme dan biodiversiti ialah proses kemusnahan habitat. Temple (1986) mendapati bahawa 82% daripada spesies burung terancam amat terancam oleh kehilangan habitat. Hidupan-hidupan endemik yang tinggal dalam kawasan terhad juga paling teruk terjejas oleh kemusnahan habitat, terutamanya kerana hidupan-hidupan tersebut tidak dijumpai di mana-mana tempat lain di dunia, oleh itu lebih sukar untuk pulih, tidak lupa juga kebanyakan hidupan endemik agak cerewet keperluannya untuk bermandiri, oleh itu hanya boleh ditemui dalam sebuah ekosistem yang tertentu, maka pupuslah hidupan itu. Kemusnahan habitat juga boleh mengurangkan liputan kependudukan hidupan yang tertentu, maka boleh mengakibatkan berkurangnya kepelbagaian genetik dan mungkin sekali penghasilan anak hidupan yang mandul, kerana hidupan-hidupan induknya mungkin berkemungkinan lebih besar mengawan dengan saudara-saudari sendiri dalam spesiesnya, atau spesies yang berlainan.
c. Kegiatan manusia
Pemusnahan hutan dan pembinaan jalan di Amazonia, Hutan Hujan Amazon.Kemusnahan habitat yang berpunca dari kegiatan manusia termasuk penggunaan tanah untuk tujuan pertanian, rebakan bandar, pembangunan prasarana, dan bermacam-macam lagi perubahan buatan manusia kepada kecirian tanah. Degradasi, fragmentasi dan pencemaran habitat merupakan aspek-aspek pencemaran akibat manusia yang tidak semestinya melibatkan pemusnahan habitat terang-terangan, namun tetap mengakibatkan keruntuhan habitat. Penggurunan, pembasmian hutan, dan penjejasan terumbu karang masing-masing merupakan jenis-jenis kemusnahan habitat yang boleh dialami oleh gurun, hutan, dan terumbu karang.
C.Manusia 
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Manusia memiliki akal pikiran. Karunia itu kemudian digunakan dalam berperilaku dalam kesehariannya di muka bumi ini. Oleh karena itu, manusia yang hidup di bumi ini harus selalu menjaga kelestarian alam sekitar.
Manusia sangat berperan penting dalam memelihara kelestarian lingkungan karena hal itu berkaitan dengan kelangsungan hidup mereka dimasa yang akan datang. Banyak hal biasa yang menjadi hal yang luar biasa saat kita sadar betapa pentingnya alam ini. menjaga lingkungan bukan berarti kita harus siap siaga dalam hal materil saja,tetapi kita juga harus siaga dari sisi moril. Peran manusia dalam menjaga lingkungan bukan hanya dari luar saja yang harus diperlihatkan. Tetapi kesadaran dari dalam diri kita. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjalankan peranan itu :
    Membangkitkan kesadaran dari dalam diri,terutama sadar akan dampak buruk dari kerusakan kingkungan.
    Mengadakan kegiatan sosialisasi dengan warga sekitar tempat tinggal untuk andil dalam penghijauan.
    Bergotong royong juga merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan jiwa sosialisasi masyarakat.
Melakukan 3 hal tersebut secara tidak langsung kita sudah menjalani peranan kita dalam menjaga lingkungan. Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan,tentunya dengan sadar kita sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari,kita selalu berhubungan dengan lingkungan. Apapun yang kita lakukanbaik itu didalam maupun diluar rumah pasti berhubungan dengan lingkungan. Tetapi,lebih banyaknya kerusakan yang tampak jelas. Sedangkan sisi positif dari apa yang kita lakukan hanya terlihat oleh kita sendiri. Memaklumi keadaan yang mengakibatkan pemanasan global bukan hal yang biasa lagi,terkadang kita sebagai manusia lalai dalam hal memelihara lingkungan






















SUMBER DAYA ALAM
Oleh Kelompok 7:
Bahrun Abdurrahman         Siti Juhda Ahmad
Rahayu Umasugi            Hainun Wasamnia

PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Hampir dapat dipastikan, semua benda hidup atau mati yang ada disekitar manusia memiliki potensi yang dapat di usahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Potensi yang ada pada setiap benda diusahakan tergantung dari kemampuan manusia untuk mengelolanya. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam sangat tergantung pada sumber daya manusia yang ada. Contohnya lahan yang subur dapat dijadikan daerah pertanian potensial sehingga merupakan sumber daya alam yang tinggi nilainya.
Manusia merupakan sumber daya bagi negaranya karena dapat memberikan manfaat bagi negara, misalnya sebagai tenaga kerja, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelaku ekonomi negara, dan sebagainya. Sumber daya manusia sangat penting dalam memberdayakan sumber daya alam yang ada.
 Klasifikasi sumber daya alam

    Berdasarkan Bentuk yang dapat dimanfaatkan
a. Sumber daya alam hayati
 Sumber daya alam hayati ialah sumber daya alam yang berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan.
b.    Sumber daya hewani: berasal dari hewan.
c.    Sumber daya alam nabati: berasal dari tumbuhan.
d.    Sumber daya alam energi
Sumber daya alam energi ialah sumber daya alam yang terkandung pada suatu benda, energi atau tenaga yang dihasilkan dan berguna bagi manusia.
Contoh: bahan baku minyak, gas alam, batu bara, dan kayu bakar.

e.    Sumber daya alam ruang
Sumber daya alam ruang ialah ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ruang dalam hal ini dapat berarti ruang untuk mata pencaharian (pertanian, perikanan), tempat tinggal, dan sebagainya. Contoh: di kota-kota besar seperti jakarta, sumber daya alam ruangnya makin sulit didapat.
f.    Sumber daya alam materi
Sumber daya ini biasanya berupa berbagai mineral, contohnya mineral besi yang dapat dijadikan berbagai bahan baku alat rumah tangga ataupun bangunan.
g.    Sumber daya alam waktu
Sumber daya alam waktu ialah sumber daya alam yang penting karena berkaitan dg pemanfaatan sumber daya lain. Contoh: pemanfaatan air pada musim kemarau dan musim penghujan.
    Berdasarkan Sifat Pembentukannya
a.    Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Renewable Resources)
Sumberdaya alam yang dapa diperbaharui ialah sumber daya alam yang dapat diperbaharui oleh alam atau manusia.Sumber daya alam dapat diperbaharui dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1)     Pembaharuan dengan reproduksi
Pembaharuan ini terjadi pada sumber daya alam hayati seperti hewan dan tumbuhan yang berkembang biak.
2) Pembaharuan dengan adanya siklus
Contoh: udara dan air dapat diperbaharui oleh alam melalui siklus.

b. Sumber Daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable resources)
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang dapat habis dalam penggunaannya atau dapat juga dibentuk lagi tetapi memerlukan waktu yang lama yaitu ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Contohnya semua jenis bahan galian (tambang).Dalam Undang-Undang No. 11 tahun 1976 tentang pertambangan dan bahan galian diklasifikasikan menurut kepentingannya bagi negara sebagai berikut
1) Golongan A yaitu golongan bahan galian strategis.
Contoh: semua jenis batu batu bara, minyak bumi, bahan radio aktif, tembaga, aluminium, timah putih, mangan, besi, nikel, dan sebagainya. Bahan galian ini penting untuk menjamin perekonomian negara.
2) Golongan B yaitu golongan bahan galian vital.
Contoh:emas, perak, magnesium, seng, wolfarm, batu permata, mika, asbes, dan sebagainya. Bahan galian penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
3) Golongan C yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A atau B
Contoh: bahan galian yang termasuk bahan industri.
    Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya
a.    Sumber daya alam yang tidak cepat habis
Karena nilai konsumtifnya terhadap barang relatif kecil manusia memanfaatkannya hanya dalam jumlah sedikit, dipakai secara berulang-ulang sehingga tidak cepat habis.
Contoh: intan, batu permata, dan emas.
b. Sumber daya alam yang cepat habis
Karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi. Manusia menggunakan dalam jumlah yang banyak, daur ulang sukar dilakukan.
Contoh; bensin, gas alam, dan bahan bakar lainnya.

    Berdasarkan jenisnya

a.    Sumber daya alam biotik.
Sumber daya alam biotik ialah sumber daya alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan termasuk di dalamnya mikroorganisme.
b.    Sumber daya alam fisik (non hayati)
Sumber daya alam fisik ialah sumber daya alam yang berupa benda mati.
Contoh: tanah, air , udara, mineral, dan sebagainya.
A.    Lingkungan Hidup
Pengertian lingkungan hidup
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia. us selalu menjaga kelestarian alam sekitar.








HUTAN, AIR, MINERAL DAN ENERGI PENGOLAHAN SDA
Oleh Kelompok 8 :
Novita Solisa        Cabo Khow
Nurima Letetuni    Farida Abusalam.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus yang artinya akyat, berarti penduduk dari Negara tersebut di dalam pelajaran ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah di sebut jenis individu yang yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatanya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di di perkebunan purwakarta jabar, populasi pohon karet 1965 di perkebunan yang ada di Sumatra dan lain-lain. Jadi populasi adalah sekelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang  atau tempat yang terbuka.
B. Sifat-Sifat Yang Dimiliki Populasi
Populasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.Kerepatan atau kepadatan. Kerapatan lazim di gunakan pada tumbuhan,sedangakn kerapatan biasanya di gunakan pada manusiamisalnya kepadatan penduduk dikota-kota.
2.    Natalitas ( angka kelahiran)
3.    Mortalitas (angka kematian)
4.    Bentuk pertumbuhan dan perkembangan
5.Mempunyai sifat –sifat genetic yang secara langsung berhubungan dengan ekologinya yaitu: beradaptasi keserasian reproduktif ketahanan(probabilitas meninggalkan keturunan selama jangka waktu yang panjang).
Sifat-sifat populasi hubungan numerital dan struktur yaitu: karapatan dan kepadatan, kerapatan populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan makhluk hidup dengan beberapa satuan rauangan, umunya di nyatakan sebagai jumlah individu atau biomas populasi, persatuan areal atau volume misalnya 200 pohon per hektar. Dalam pengkajian suatu populasi, kerapatan populasai merupakan suatu cirri utama. Pengaruh populasai terhadap komunitasa dan ekosistem, tergantung  kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya. Contoh seekor ikan gabus di dalam satu hektar kolam ikan mas akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap asil akhir ikan mas tersebut sehingga tidak menjadi perhatian  pemilik kolam itu.
Kerapatan populasi juga sering di pakai untuk mengetahui apakah populasi sedang berubah(berkurang atau bertambah) pada suatu saat tertentu( biasanya di hubungkan dengan waktu), seperti jumlah burung yang dilihat per jam. Kerapatan populasi itu juga beragam dan mempunyai batas atas dan bawah yang pasti bagi besarnya populasi yang di amati. Batas atas dari kerapatan populasi di tentukan oleh arus energy (produktifitas) di dalam ekosistem, sedangkan batas bawah tidak begitu jelas, tetapi didalam ekosistem yang mantap, mekanisme homeostatis bertindak menjaga kerapatan organisme yang dominan atau umum di dalam batas-batas tertentu.
a.Kelahiran atau natalitas adalah kemampuan yang inheren suatu populasi untuk bertambah. Natalitas ini menyatakan pertambahan dalam lngkungan yang sesuai atau spesifik
b.Mortalitas (kematian)
Mortalitas adalah kematian individu-induvidu di dalam populasi. kebalikan dari natalitas. Angka mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati di dalam kurun waktu tertentu. Mortalitas darisetiap populasi dan lingkungan beragam atau tidak selalau sama atau tidak tetap. Mortalitas minimum adalah suatu tetapan dari suatu populasi. yang menunjukkan di bawah keadaan ideal. Maksudnya sekalipun dalam keadaan yang paling baik, individu-individu itu akan mati karena umur tua oleh legevitas fisiologi mereka yang sering lebih besar dari pada longevitas ekologi rata-rata.
c.Penyebaran umur populasi.
Penyebaran umur merupakan ciri atau sifat penting populasai yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif  yang sedang berlangsungdari populasi dan menyatakan apa yang di harapkan pada masa mendatang. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu-individu muda, dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian besar individu- individu yang berumur tua.
d.Perluasan atau penyebaran populasi
Perluasan atau penyabaran populasi adalah gerakan individu-individu atau anak-anaknya( biji-biji, spora, larva dan sebagainya).
A.    Pengertian Komunitas
Seorang ahli Federickan Clemen (1900) mengatakn bahwa suatu komunitasa merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan karena melaluiprosese-proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena dapat mempengaruhi kehidupan organisme. Jika organisme itu tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya tanah penting untuk tumbuhan hidup karena mengandung mineral, juga merupakan media bagi air dan sebagai tempat tumbuhnya akar.Penampilan komunitas biasanya tergantung pada komposisi structural. Dalam hal ini bagaimana bentuk tumbuhnya,bagaimana cara tumbuhnya vegetasi iu, apakah merambat,berbentuk semak, tumbuhan yang tidak mempunyai zat kayu(herba), contoh ada pohon yang tumbuh rindang berdaun lebar atau berdaun hijau  dan sebagainya.
a.Komunitas biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan[1]. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan.
b.Macam- macam komunitas.
Komunitas dapat di bagi menjadi:
    Komunitas Akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai,di parit dan dikolam.
    Komunitas Terestrial, yaitu sekelompokorganisme yang terdapat dipekarangan, di padang rumput, padang pasir, halaman sekolah, di kebunraya dan lain sebagainya.
Banyak komunitasa yang di kenal dengan mudah. Umpamanya  antara komunitas hutan mangrove terdapat perbedaan yang jelas. Dalam komunitas terdapat konsumen dan mkhluk pembusuk yang berbeda pula. Dengan demikian tipe-tipe komunitas mempunyai macam- macam organisme yang khas.Sering terjadi spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulang kali dalam berbagai komunitas dan menjalankan fungsinya agak bebbeda.
B.    Pengertian Ekosistem
Menurut undang – undang lingkungan hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antar seganap unsure lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Perlu di ketahui bahwa di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup terdiri dari tumbuh –tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah  segala sesuatu yang berada di luar individu.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas  dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energy yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi yang di perlukan untuk  hidupnya semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik.
A. Kaidah-kaidah Ekosistem adalah sebagai berikut :
1.Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah
2.Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang
3.Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang salingmempengaruhi dan bersifat timbal balik.
4.Interaksi terjadi antara :
• Komponen-komponen biotis dengan komponen-komponen abiotis
• Sesama komponen biotis
• Sesama komponen-komponen abiotis
5.Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupannya.
6.Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya (biosfer).
7.Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.
8.Antara satu dengan lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih interaksinya pula secara tertentu.
B. Pembagian Komponen Ekosistem Berdasarkan :
a. Jenjang makanan :
    1. Komponen autotrofik
    2. Komponen heterotrofik, yang terdiri dari :
        • Biophag : organisme yang makan organisme hidup
        • Saprophag : organisme yang makan organisme mati
b. Segi fungsional :
    1. Lingkaran energi
    2. Rantai makanan
    3. Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
   4. Perkembangan dan evolusi
   5. Pengendalian (cybernetics)
c. Dari segi kehidupan :
  1. Komponen abiotik : senyawa organik, anorganik, lingkungan
  2. Komponen biotik : produsen, makrokonsumer (phagotroph) dan mikrokonsumer (saprotroph)Komponen ekosistem perairan terdiri dari komponen abiotik, komponen biotik, sumber energi dan nutrient (renewable).
1. Komponen abiotik
Air. Air bisa berfungsi sebagai medium dengan karakteristik fisika kimia antara lain  temperatur, kekeruhan, arus, dan lain-lain. Selain itu, air juga merupakan sumber nutrient karena memiliki kandungan N, P, Si serta trace elemens.
Cahaya. Cahaya berperan penting sebagai sumberenergi untuk proses fotosintesis. Cahaya memiliki karakteristik yang khas yaitu bersifat terbatas sampai kedalaman tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu dan zonasi perairan.Udara. Udara sangat penting berkaitan dengan kandungan oksigen terlarut serta kadar CO2 di perairan.Tanah/Sedimen. Tanah/sedimen merupakan sumber nutrient serta medium untuk benthos.
2. Komponen biotik
a.    (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yangberupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.    Heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan) merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain dan mendapatkan energinya dengan mengkonsumsi organisme lain, atau biasa disebut konsumer. Berdasarkan jenis organisme yang dimangsa, konsumer terbagi atas herbivora (pemangsa tumbuhan), omnivora (pemangsa tumbuhan dan hewan) serta karnivora (pemangsa hewan).
c.    .Komponen pengurai atau biasa disebut dekomposer. Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Komponen ini menguraikan/memecahkan organik kompleks dari organisme mati atau fragmen organisme. Contoh organisme pengurai yaitu bakteri dan jamur (fungi)
C. Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
Akuatik (air)
•    Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
•     Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
•    Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
•     Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
•     Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
•     Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
•    Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal Seperti hal¬nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng¬hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
•    Terestrial (darat)
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.
•    Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
•    Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena
•    Padang rumput.
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
•    Gurun.
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
•     Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
•    Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
•    Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
•    Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
•    Buatan
Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.] Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah
•    bendungan
•    hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
•    agroekosistem berupa sawah tadah hujan
•    sawah irigasi
•    perkebunan sawit.




















LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
Oleh Kelompok 9 :
Darmin Waly        Atifa F Mony
Marni Ramli        Cadra Ode
Tasmin Henaulu

PEMBAHASAN
A. Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan unsur mendasar dalam menjaga kesehatan. Yang dimaksud sanitasi lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat  yang bebas dari penyakit. Hal demikian yang dimaksud “bersih” adalah kebersihan jasmani, pakaian, dan kebiasaan seseorang, kebersihan jalan, rumah, saluran air serta kebersihan makanan dan minuman.
1. Masyarakat Berwawasan Ekologi Berkelanjutan : Berbagai Tantangan.
Jalan menuju ke masyarakat berwawasan ekologi memerlukan dua pendekatan yang pararel: Pertama, menyampaikan masalah-masalah lingkungan yang mendasar saat ini, dan kedua, menyampaikan faktor-faktor utama sosial, ekonomi, dan politik yang membentuk  alasan dasar kerusakan lingkungan. Kedua pendekatan itu bersandar dalam kerangka kemitraan yang berkolaborasi dimana berbagai tokoh dan lembaga.
2. Kesehatan
Menurut WHO (world health organization), sehat adalah “Memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, rohani ataupun akal, sosial dan bukan semata-mata memberantas penyakit”.Di samping itu untuk memperpanjang umur manusia dengan meningkat aspek-aspek ekhiudpan serta mencegah sebab-sebab terjadinya ketegangan saraf.
3. Kota dan lingkungan
Kota merupakan pusat kreativitas, budaya dan perjuangan keras manusia. Kota memang merupakan sebuah teka-teki. Kota merupakan mikrokosmis masalah, di samping peluang, dan umat manusia ketika komunitas perkotaan tumbuh menjadi lebih besar dan padat hingga tidak bisa terkendali lagi. Interaksi umat manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia terletak pada kualitas kehidupan pada jutaan mungkin juga miliyaran orang di seluruh dunia dan pengalaman pun menjadi tercampur baur. Berbagai akibat lingkungan yang merugikan yang menjadi dari sifat dari pusat-pusat perkotaan sudah banyak diketahui dan memang benar adanya. Masalah-masalah tersebut memberikan  tantangan besar  akibat yang langsung dengan mendasar bagi eksistensi umat manusia.
Pada abad ke 21, kekurangan dan pencemaran air oleh bencana banjir akan menjadi masalah serius di sebagian besar kota-kota di negara-negara berkembang. Muncul anggapan bahwa air akan mengantikan minyak tanah sebagai pusat ketegangan politik. Secara historis, kapasitas sebuah kota akan dibatasi oleh ketersediaan sumber-sumber air di kota tersebut. Namun, kota-kota besar yang terletak di wilayah hilir dari sumber air telah menghapuskan faktor-faktor pembatas itu dengan membangun waduk besar di bagian hulu sehingga merusak wilayah hulu. Agar wilayah-wilayah hulu  dan hilir dapat saling berdampingan di masa mendatang, perhatian selanjutnya khususnya dinegara-negara berkembang, adalah bencana banjir yang menyebabkan tidak terserapnya air hujan ke dalam tanah, karena  tingkat urbanisasi melaju cepat, dan penyedotan air tanah yang berlebihan, yang menyebabkan sirkulasi air regional dan menyebabkan tanah longsor. Sejumlah  isu tersebut dapat dimengerti bahwa tuntutan kota akan air bersih, sebagian besar tidak dipenuhi.
Ketika kata menuntut kebutuhan akan air dalam jumlah besar, mereka juga menuntut akan energi yang nantinya mengakibatkan kerusakan di lingkungan lokal nasional dan global. Meningkatnya karbondioksida dan sulfur dioksida merupakan masalah nyata. Tujuan masyarakat berwawasan ekologi adalah mencakup etos “Kata hemat energi” meliputi konservasi dan daur ulang dalam berbagai tingkat. Sama halnya dengan moralitas yang juga memiliki beragam segi, inovasi teknologis merupakan instrumen penting dalam mengembangkan peningkatan energi berkelanjutan dan pendekatan hemat energi pada transportasi, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan industri; perjanjian internasional mengenai menyebarnya polusi telah menetapkan standar kebijakan energi nasional yang memerlukan banyak penyesuaian pada berbagai tingkatan. Namun energi mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi dan konsep ‘masyarakat hemat energi” secara politik dianggap sensitive dan sangat ditentang











POLUSI TANAH DANAIR
Oleh Kelompok 10 :
Wa Marlia            Raehani Pattilouw
Zulkia Dikar        Yanti Ode

PEMBAHASAN
A. Polusi Air
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah. Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunaan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
B. Polusi Tanah
Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun nonorganik. Sampah organik dapat di uraikan oleh mikroba tanah menjadi lapisan atas tanah yang di sebut tanah humus. Akan tetapi, sampah anorganik/nonorganik tidak bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya. Limbah industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida.
Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organism yang melangsungkan proses rantai makanan. Hal ini akan menimbulkan menurunnya kualitas organisme, berupa kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar. Selain pencemaran, kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam dan pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu antara lain terjadinya erosi dan banjir. Kerusakan lingkungan yang menimbulkan banyak bencana menimbulkan gagasan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan itu.
Manusia berusaha melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan dan mengadakan perbaikan terhadap kerusakan itu. Pencegahan kerusakan lingkungan dan pengusahaan kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap individu.
  C.  Solusi Penanganan Pencemaran Lingkungan
Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian, pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu :
1. Tindakan secara administratif,
2. Tindakan dengan menggunakan teknologi,
3. Tindakan melalui edukatif/pendidikan.
1. Tindakan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau proyek lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan fungsi lingkungan lestari.
1.    Tindakan dengan Menggunakan Teknologi
Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri pengurai limbah.
2.    Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga. Karena itu perlu dipikirkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan kepada masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga secara swadaya. Sampah rumah tangga secara umum dapat dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca serta botol kaleng dan sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lain-lain. Salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah menggunakan “KERANJANG TAKAKURA”. Keranjang Takakura (Mr. Takakura adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah organic rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi, karena menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri adalah keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci (rigen) yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah organic menggunakan metoda keranjang Takakura :
1)    Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak bisa masuk) dan tutupnya.
2)     Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahan-bahan yang akan dikomposkan.
3)    Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalamdoos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4)    Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil sampai ukuran 2 cm x 2 cm.
5)    Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Keuntungan metoda pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan.





















PENCEMARAN UDARA DAN SUARA
Oleh Kelompok 11:
Nur Arfa Karepesina        Rajia Babanauwe
Sarfia Namakule

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pencemaran mari kita uraikan dahulu apa itu pengertian dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah masuknya makhluk hidup, zat energi,atau komponen lain dalam lingkungan, serta berubahnya tatanan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau proses alam baik bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, aktivitas manusia, serta organisme lainnya.
Perlu kalian ketahui bahwa zat yang menimbulkan pencemaran itu disebut polutan, dan Secara garis besar pencemaran tergantung pada empat factor, yaitu jumlah penduduk, jumlah sumber daya alam yang dipakai oleh tiap individu, jumlah polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumber daya alam serta teknologi yang digunakan.
Tahukah kalian bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan empat tahapan pencemaran daiantaranya yaitu sebagai berikut:
1)    Pencemaran tingakat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan
2)    Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada panca indera dan alat vegetatif lainnya serta telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
3)    Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan reaksi pada alat tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
4)    Nah, yang terakhir yaitu Pencemaran tingkat keempat, ialah pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarannya terlalu tinggi.
Itu tadi empat tahapan pencemaran menurut WHO, sungguh mengerikan bukan dampak dari pencemaran bahkan bisa berdampak pada kematian. Sehingga kita harus dapat meminimalisasikan pencemaran udara.
1.Macam-Macam Pencemaran
Untuk meminimalkan pencemaran yang terjadi di lingkungan kita tentu kita harus mengetahui apa saja macam pencemaran dan sumber pencemarnya, mari kita ulas satu per satu macam-macam pencemaran beserta polutannya !.
1.Pencemaran Udara
Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan. Masih ingatkah kalian dengan pelajaran fisika SMP mengenai komposisi udara?. didalam udara itu terdapat oksigen untuk bernapas, karbondioksida untuk fotosintesis tumbuhan hijau, dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet. Komposisi udara bersih dan kering tersusun oleh nitrogen (78,09%), oksigen (21,94%), argon (0,93%), karbondioksida (0,032%), dan gas-gas lain dalam konsetrasi rendah. Perlu kalian ketahui Apabila komposisi udara tersebut mengalami perubahan dari komposisi normal dan mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan maka terjadi pencemaran udara.Selanjutnya kita akan membahas mengenai macam-macam polutan udara dan dampaknya yaitu:
    Karbonmonoksida (CO), berasal dari asap kendaraan bermotor, proses industri, dan asap rokok. Apabila gas CO masuk ke dalam paru-paru dan ikut peredaran darah, akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, karena CO mudah bereaksi dengan hemoglobin. CO juga dapat menimbulkan gangguan pernapasan, pusing, dan mual.
    Karbondioksida (CO2), bersumber dari respirasi makhluk hidup, pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran sampah, dan kebakaran hutan. Gas CO2 penyebab utama efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, permukaan air laut naik, dan perubahan iklim.
    Nitrogen oksida (NO, NO2), sumber dari asap kendaraan bermotor, asap rokok, pembakaran gas alam, pembakaran batu bara. Gas NO2 yang masuk paru-paru akan menimbulkan pembengkakan paru-paru dan menimbulkan kematian. Gas NO menyebabkan gangguan system saraf mengakibatkan kejang-kejang. Bagi tanaman dapat menimbulkan kerusakan jaringan daun sehingga mengganggu fotosintesis.
    Sulfur-Oksida (SO2, SO3), bersumber dari gunung berapi, pengolahan biji belerang, pembakaran batu bara. SO# menimbulkan hujan asam yang merusak tanaman, kesuburan tanah, merusak bangunan karena bersifat korosif, dan pada manusia menyebabkan iritasi mata serta gangguan saluran pernapasan.
    Materi partikel seperti debu, asbestos, metal, suspensi minyak.  Sumbernya berasal dari debu tanah dan pasir yang terbawa angina, abu dan bahan vulkanik dari letusan gunung berapi, proses industri dan buangan limbah padat. Materi partikel dapat menimbulkan gagguan pernapasan, batuk, bronchitis dan asbestos menyebabkan kanker.
2.    Pencemaran Air
Macam-macam polutan air dan dampaknya yaitu:
- Sampah organik, menyebabkan menurunnya kandungan oksigen dan menimbulkan gas H2S yang bersifat racun.
     Virus dan bakteri, menimbulkan berbagai penyakit.
     Merkuri (Hg), sumbernya dari limbah industri dan pertambangan terutama tambang mas. Menyebabkan gangguan saraf dikenal dengan penyakit “minamata”.
     Timbale (Pb), sumber dari asap kendaraan bermotor dan limbah industri. Menyebabkan gangguan fungsi enzim, gangguan pembentukan hemoglobin darah dan dapat mengendap dalam tulang yang disebut penyakit “Plumbisme”.
     Cadmiun (Cd), sumber dari limbah industri keramik, fotografi, penyaduran logam dan pertambangan. Menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan kerusakan tulang.
     Tembaga (Cu), sumber dari limbah pertanian, industri dan fungisida. Menyebabkan gangguan ginjal, hati, dan asam amino.
     Bahan radio aktif, sumberdari limbah PLTN, kerak bumi. Menyebabkan gangguan fisiologis dan genetis.
3.Pencemaran Tanah
Sumber pencemaran tanah yaitu:
    Sampah-sampah plastic yang sulit hancur seperti botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.
    Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan).
    Zat kimia dari buangan pertanian misalnya (insektisida).
1. Etika Lingkungan
Kita sebagai mahluk hidup yang bersatu dan sangat membutuhkan  lingkungan tentu harus mempunyai etika dalam menempati dan berinteraksi dengan lingkungan sehingga kelestarian dan kenyamanannya dapat terjaga, karena itulah mari kita pelajari pula bagaimana kita harus beretika dengan lingkungan. Etika lingkungan menurut Poerwadarminta adalah pengetahuan tentang asas-asas mengenai akhlak atau moral. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang berhubungan denagn pemukiman dan kehidupan ekonomi social budayanya, digunakan etika yang menggunakan penalaran ekologi yaitu etika lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pelanggaran etika lingkungan seperti membuang puntung rokok sembarangan, berterisk di tempat yang butuh ketenangan, membuat coretan pada dinding bangunan, menyemburkan asap rokok sembarangan, dan sebagainya.
Kalian tentu sudah tidak asing lagi bahkan sudah paham dengan istilah dan pengertian ekosistem karena kita sudah mempelajarinya sejak kita duduk di bangku sekolah dasar. Nah masih ingatkah kalian bahwa Tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk suatu ekosistem?. Ekosistem tersebut membutuhkan keseimbangan agar tetap berlangsung hidup. Penting untuk kalian ketahui bahwa Keseimbangan ekosistem itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1.    Penebangan dan Pembakaran Hutan
Manusia sering menebang pohon-pohon di hutan untuk kepentingan pribadi, manusi juga sering membakar hutan untuk membuka lahan pertanian dan perumahan. Perusakan hutan menyebabkan populasi tumbuhan berkurang, tanah bagian atas juga mudah terbawa air hujan sehingga menjadi daerah yang tandus, bahkan rawan tanah longsor dan banjir. Perusakan hutan juga mengakibatkan hewan-hewan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan kehidupan mereka. Sangat buruk bukan akibat dari kerusakan hutan? Karena itulah masa depan alam semesta ini kita jugalah yang ikut berperan dalam menjaga kelangsungannya!.
2.    Penggunaan Pupuk dan Pestisida Secara Berlebihan
Ketahuilah kalian semua khususnya bagi kalian yang bertempat tinggal di kawasan pertanian atau mungkin orang tuanya bekerja sebagi petani bahwa penggunaan pupuk atau pestisida yang salah juga dapat berdampak panjang bagi lingkungan dan penghuninya. Pupuk anorganik dan pestisida adalah bahan kimia buatan pabrik yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup lain. Misalnya pembunuh serangga (DDT) yang sebagian akan termakan hewan pemakan tanaman seperti tikus dan tupai, apabila hewan tersebut dimakan oleh burung pemangsa akan menyebabkan burung tersebut menghasilkan telur yang cangkangnya tipis sehingga menghambat perkembangan anak burung. Akibatnya populasi tikus meningkat dan merugikan petani. Pupuk anorganik dan pestisida yang terbawa air hujan ke sungai juga akan merusak kehidupan di air.
3.    Perburuan Liar
Kalian tentu sudah sering mendengar berita dari berbagai media perihal keadaan fauna indonesia yang semakin berkurang dan bahkan dinyatakan punah dari alam ini salah satu penyebabnya adalah Perburuan liar yang menyebabkan hewan-hewan berkurang jumlahnya hingga musnah. Yang lebih dikhawatirkan lagi bahwasanya musnahnya hewan-hewan tersebut tentu dapat mengganggu keseimbangan alam.
4.    Perusakan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan kumpulan kerangka bunga karang yang telah mati sebagai tempat tinggal hewan laut seperti kepiting, udang, dan kerang tumbuh. yang perlu ditekankan dan harus diketahui oleh kalian semua adalah proses terbentuknya terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama bisa ratusan tahun, sedangkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab memusnahkanya dan merusaknya hanya dalam hitungan menit, dengan alasan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi, padahal tindakan mereka mengancam masa depan anak cucunya kedepan. Hilangnya terumbu karang menyebabkan hewan laut kehilangan tempat tinggal sehingga kesulitan mencari makanan dan masih banyak lagi dampak-dampak lainya yang harus kita pedulikan
5.    Pembangunan Industri
Coba kalian perhatikan daerah di sekeliling kalian! Pasti ada banyak sekali bangunan-bangunan baru yang digunakan untuk usaha industri baik besar mupun kecil. Perkembangan dunia industri saat ini berkembang sangat pesat bahkan sudah menjamah daerah pedesaan karena daerah perkotaan sudah penuh dengan pabrik-pabrik industri, dengan demikian tidak hanya perkotaan saja yang akan terkena dampak dari industri tapi pedesaan yang tadinya hijau dan ekosistemnya masih bagus akan terkena imbasnya juga karena  Pabrik-pabrik industri menghasilkan limbah, limbah industri yang tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai mengandung racun yang dapat merusak kehidupan di air sungai dan jika air sungai digunakan untuk mengairi sawah bahan kimia yang terkandung dalam air dapat terakumulasi pada tanaman dan akan berbahaya jika dikonsumsi manusia.
6.    Pencegahan Kepunahan Hewan dan Tumbuhan
Pernahkah kalian terbesit keinginan untuk berusaha dan merasa peduli dengan keanekaragaman flora dan fauna kita yang semakin habis karena ulah manusia? Kita sebagai penghuni dan pewaris alam ini sudah seharusnya bergerak secara nyata untuk mencegah dan mengatasi keadaan ekosistem yang semakin parah ini, nah sekarang kita ulas beberapa cara untuk menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan dan tumbuhan yaitu:
7.    Melindungi Hewan dan Tumbuhan Langka
Perlindungan hewan dan tumbuhan langka sudah diatur dalam undang-undang di setiap Negara. Negara juga mempunyai wilayah terlarang untuk perburuan, wilayah yang melindungi hewan dan tumbuhan disebut cagar alam, atau yang kusus melindungi hewan disebut suaka margasatwa.
8.    Melakukan Pembudidayaan Hewan atau Tumbuhan Langka
Kalo kalian sering melihat program televisi anak di beberapa stasiun TV swasta banyak sekali yang menayangkan usaha-usaha penangkaran hewan baik binatang buas dan berbahaya maupun hewan ternak yang sudah biasa di pelihara tentu saja disamping untuk mendapatkan materi juga dapat membantu usaha kita untuk tetap melestarikan binatang yang terancam punah. Kebanyakan beberapa peternakan ayam ia juga mempunyai penangkaran buaya selain untuk menanggulangi kelangkaan buaya maka ayam-ayam yang sakit atau mati diberikan kepada buaya sebagai makanannya, selain mengurangi limbah ayam, peternakan buaya juga memberi keuntungan berupa kulit buaya. Sedangkan budidaya tumbuhan dapat dilakukan dengan menanam kembali bibit-bibit tumbuhan yang banyak diburu manusia seperti tumbuhan jati, cendana, gaharu, rotan dll yang mulai langka.
2.Menggunakan Bahan Pengganti dari Tumbuhan, Hewan atau Sintesis
Coba kalian tengok bagaimana  dunia mode pakaian berkembang saat ini dunia ini bahkan sudah mulia mengeksploitasi flora dan fauna sebagai bahan utamanya. Sungguh diluar dugaan nafsu dan ketertarikan manusia untuk memanfaatkan  kekayaan alam ini sangat besar, namun yang membuat kita prihatin adalah semua itu tidak diimbangi dengan kesadaran mereka untuk tetap mempertahankan kelestariannya, karen itulah seiring dengan perkembangan teknologi orang-orang yang masih peduli dengan keseimbangan alam berusaha menciptakan bahan-bahan imitasi agar tingkat konsumtif manusia untuk memanfaatkan alam dapat lebih ditekan. Seperti misalnya: Bulu burung cenderawasih yang digunakan untuk topi dapat diganti dengan bulu sintesis. Rambut harimau yang digunakan untuk permadani dan mantel dapat diganti dengan bulu domba atau bulu sintesis dengan pewarnaan tertentu.Di samping itu untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
1)    Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2)    Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan.
3)    Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan perundang-undangan.
4)    Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemamya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda.


















STRATEGI PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Oleh Kelompok 12 :
Deni Rahma        Ajama Lesipela
Jamila Nukuhehe

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam sepertI tanah, air, udara, energy surya dan mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik  dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
B. Sejarah Pendidikan Lingkungan Hidup
Pada Tahun 1986, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan dimasukkan ke dalam jenjang pendidikan formal di sekolah dengan dibentuknya mata pelajaran “Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH)”. Departemen Pendidikan  merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran. Pada jenjang pendidikan dasar dan menegah (menengah umum dan kejuruan), penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam sistem Kurikulum Tahun 1984 dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran. Sejak Tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.
Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga Tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Selain itu, terbit Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996, dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei 1996.
Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan dan pemantapan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui penataran guru, penggalakan bulan bakti lingkungan, penyiapan Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk Guru SD, SLTP, SMU dan SMK, program sekolah asri, dan lain-lain. Sementara itu, LSM maupun perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup melalui kegiatan seminar, sarasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti penyusunan modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain.
Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan SK bersama No. 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini, sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi dengan mata ajaran yang telah ada.Salah satu puncak perkembangan pendidikan lingkungan adalah dirumuskannya tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut UNCED adalah sebagai berikut: Pendidikan Lingkungan Hidup (environmental education – EE) adalah “suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru” (Unesco, 1978).
Pendidikan Lingkungan Hidup memasukkan aspek afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai. Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun keterampilan yang dapat meningkatkan “kemampuan memecahkan masalah”.
Beberapa keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah adalah sebagai berikut ini:
1)    Berkomunikasi: mendengarkan, berbicara di depan umum, menulis secara persuasive, desaingrafis;
2)    Investigasi (investigation): merancang survei, studi pustaka, melakukan wawancara, menganalisa data;
3)    Ketrampilan bekerja dalam kelompok (group process): kepemimpinan, pengambilan keputusan dan kerjasama.
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup juga sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan tiga pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersifat saling ketergantungan dan saling memperkuat. Adapun inti dari masing-masing pilar adalah:
1.     Pilar Ekonomi
Menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: pola konsumsi dan produksi, teknologi bersih, pendanaan/pembiayaan, kemitraan usaha, pertanian, kehutanan, kerikanan, pertambangan, industri, dan perdagangan.
2.    Pilar Sosial
Menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah: kemiskinan, kesehatan, pendidikan, kearifan/budaya lokal, masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan, masyarakat terasing/terpencil, kepemerintahan/kelembagaan yang baik, serta hukum dan pengawasan.
3. Pilar Lingkungan
Menekankan pada pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: Pengelolaan sumberdaya air, pengelolaan sumberdaya lahan, pengelolaan sumberdaya udara, pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir, energi dan sumberdaya mineral, konservasi satwa/tumbuhan langka, keanekaragaman hayati, dan penataan ruang.
C. Konsep Lingkungan Hidup Di Indonesia
Lingkungan di Indonesia sering juga disebut “lingkungan hidup”. Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaigainya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.
a.    .Faktor alami Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
b.    .Faktor buatan (tangan jahil manusia) Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Penanaman kembali hutan yang gundul,
2. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat,
3. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan,
4. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan,
5. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan lingkungan.
D. Peraturan Perundang-undangan Tentang Lingkungan
Salah satu kewenangan yang di berikan oleh UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah kewenangan kepada kepala daerah baik Gubernur, Bupati, maupun Walikota dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup serta penataan ruang.
Adapun dasar hukum pengendalian dan penataan lingkungan hidup ini antara lain di atur dalam UU No. 23 tahun 1997, tentang pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam Undang-Undang ini yang di maksud dengan:                   
1)    .Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hudup,termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang berada di dalamnya.
2)    Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
3)    Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
4)    Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup.
5)    Asas, tujuan dan sasaran.Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab Negara, asas keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

















ETIKA DAN APLIKASI DALAM KEHIDUPAN
Oleh Kelompok 13 :
Bambang Lamaru        Narwin Koda
Siti Rahma Payapo    Yanti Labudi

PEMBAHASAN
A. Etika Lingkungan
Kita sebagai mahluk hidup yang bersatu dan sangat membutuhkan  lingkungan tentu harus mempunyai etika dalam menempati dan berinteraksi dengan lingkungan sehingga kelestarian dan kenyamanannya dapat terjaga, karena itulah mari kita pelajari pula bagaimana kita harus beretika dengan lingkungan. Etika lingkungan menurut Poerwadarminta adalah pengetahuan tentang asas-asas mengenai akhlak atau moral. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang berhubungan denagn pemukiman dan kehidupan ekonomi social budayanya, digunakan etika yang menggunakan penalaran ekologi yaitu etika lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pelanggaran etika lingkungan seperti membuang puntung rokok sembarangan, berterisk di tempat yang butuh ketenangan, membuat coretan pada dinding bangunan, menyemburkan asap rokok sembarangan, dan sebagainya.
Kalian tentu sudah tidak asing lagi bahkan sudah paham dengan istilah dan pengertian ekosistem karena kita sudah mempelajarinya sejak kita duduk di bangku sekolah dasar. Nah masih ingatkah kalian bahwa Tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk suatu ekosistem?. Ekosistem tersebut membutuhkan keseimbangan agar tetap berlangsung hidup. Penting untuk kalian ketahui bahwa Keseimbangan ekosistem itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1. Penebangan dan Pembakaran Hutan
Manusia sering menebang pohon-pohon di hutan untuk kepentingan pribadi, manusi juga sering membakar hutan untuk membuka lahan pertanian dan perumahan. Perusakan hutan menyebabkan populasi tumbuhan berkurang, tanah bagian atas juga mudah terbawa air hujan sehingga menjadi daerah yang tandus, bahkan rawan tanah longsor dan banjir. Perusakan hutan juga mengakibatkan hewan-hewan kehilangan tempat tinggal, makanan, dan kehidupan mereka. Sangat buruk bukan akibat dari kerusakan hutan? Karena itulah masa depan alam semesta ini kita jugalah yang ikut berperan dalam menjaga kelangsungannya.
1.    Penggunaan Pupuk dan Pestisida Secara Berlebihan
Ketahuilah kalian semua khususnya bagi kalian yang bertempat tinggal di kawasan pertanian atau mungkin orang tuanya bekerja sebagi petani bahwa penggunaan pupuk atau pestisida yang salah juga dapat berdampak panjang bagi lingkungan dan penghuninya. Pupuk anorganik dan pestisida adalah bahan kimia buatan pabrik yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup lain. Misalnya pembunuh serangga (DDT) yang sebagian akan termakan hewan pemakan tanaman seperti tikus dan tupai, apabila hewan tersebut dimakan oleh burung pemangsa akan menyebabkan burung tersebut menghasilkan telur yang cangkangnya tipis sehingga menghambat perkembangan anak burung. Akibatnya populasi tikus meningkat dan merugikan petani. Pupuk anorganik dan pestisida yang terbawa air hujan ke sungai juga akan merusak kehidupan di air.
2.    Perburuan Liar
Kalian tentu sudah sering mendengar berita dari berbagai media perihal keadaan fauna indonesia yang semakin berkurang dan bahkan dinyatakan punah dari alam ini salah satu penyebabnya adalah Perburuan liar yang menyebabkan hewan-hewan berkurang jumlahnya hingga musnah. Yang lebih dikhawatirkan lagi bahwasanya musnahnya hewan-hewan tersebut tentu dapat mengganggu keseimbangan alam.
3.    Perusakan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan kumpulan kerangka bunga karang yang telah mati sebagai tempat tinggal hewan laut seperti kepiting, udang, dan kerang tumbuh. yang perlu ditekankan dan harus diketahui oleh kalian semua adalah proses terbentuknya terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama bisa ratusan tahun, sedangkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab memusnahkanya dan merusaknya hanya dalam hitungan menit, dengan alasan hanya untuk mendapatkan sesuap nasi, padahal tindakan mereka mengancam masa depan anak cucunya kedepan. Hilangnya terumbu karang menyebabkan hewan laut kehilangan tempat tinggal sehingga kesulitan mencari makanan dan masih banyak lagi dampak-dampak lainya yang harus kita pedulikan.
4.    Pembangunan Industri
Coba kalian perhatikan daerah di sekeliling kalian! Pasti ada banyak sekali bangunan-bangunan baru yang digunakan untuk usaha industri baik besar mupun kecil. Perkembangan dunia industri saat ini berkembang sangat pesat bahkan sudah menjamah daerah pedesaan karena daerah perkotaan sudah penuh dengan pabrik-pabrik industri, dengan demikian tidak hanya perkotaan saja yang akan terkena dampak dari industri tapi pedesaan yang tadinya hijau dan ekosistemnya masih bagus akan terkena imbasnya juga karena  Pabrik-pabrik industri menghasilkan limbah, limbah industri yang tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai mengandung racun yang dapat merusak kehidupan di air sungai dan jika air sungai digunakan untuk mengairi sawah bahan kimia yang terkandung dalam air dapat terakumulasi pada tanaman dan akan berbahaya jika dikonsumsi manusia.
5.    Pencegahan Kepunahan Hewan dan Tumbuhan
Pernahkah kalian terbesit keinginan untuk berusaha dan merasa peduli dengan keanekaragaman flora dan fauna kita yang semakin habis karena ulah manusia? Kita sebagai penghuni dan pewaris alam ini sudah seharusnya bergerak secara nyata untuk mencegah dan mengatasi keadaan ekosistem yang semakin parah ini, nah sekarang kita ulas beberapa cara untuk menanggulangi perburuan dan pemusnahan hewan dan tumbuhan yaitu:
1. Melindungi Hewan dan Tumbuhan Langka
Perlindungan hewan dan tumbuhan langka sudah diatur dalam undang-undang di setiap Negara. Negara juga mempunyai wilayah terlarang untuk perburuan, wilayah yang melindungi hewan dan tumbuhan disebut cagar alam, atau yang kusus melindungi hewan disebut suaka margasatwa.
2. Melakukan Pembudidayaan Hewan atau Tumbuhan Langka
Kalo kalian sering melihat program televisi anak di beberapa stasiun TV swasta banyak sekali yang menayangkan usaha-usaha penangkaran hewan baik binatang buas dan berbahaya maupun hewan ternak yang sudah biasa di pelihara tentu saja disamping untuk mendapatkan materi juga dapat membantu usaha kita untuk tetap melestarikan binatang yang terancam punah. Kebanyakan beberapa peternakan ayam ia juga mempunyai penangkaran buaya selain untuk menanggulangi kelangkaan buaya maka ayam-ayam yang sakit atau mati diberikan kepada buaya sebagai makanannya, selain mengurangi limbah ayam, peternakan buaya juga memberi keuntungan berupa kulit buaya. Sedangkan budidaya tumbuhan dapat dilakukan dengan menanam kembali bibit-bibit tumbuhan yang banyak diburu manusia seperti tumbuhan jati, cendana, gaharu, rotan dll yang mulai langka.
3. Menggunakan Bahan Pengganti dari Tumbuhan, Hewan atau Sintesis
Coba kalian tengok bagaimana  dunia mode pakaian berkembang saat ini dunia ini bahkan sudah mulia mengeksploitasi flora dan fauna sebagai bahan utamanya. Sungguh diluar dugaan nafsu dan ketertarikan manusia untuk memanfaatkan  kekayaan alam ini sangat besar, namun yang membuat kita prihatin adalah semua itu tidak diimbangi dengan kesadaran mereka untuk tetap mempertahankan kelestariannya, karen itulah seiring dengan perkembangan teknologi orang-orang yang masih peduli dengan keseimbangan alam berusaha menciptakan bahan-bahan imitasi agar tingkat konsumtif manusia untuk memanfaatkan alam dapat lebih ditekan. Seperti misalnya: Bulu burung cenderawasih yang digunakan untuk topi dapat diganti dengan bulu sintesis. Rambut harimau yang digunakan untuk permadani dan mantel dapat diganti dengan bulu domba atau bulu sintesis dengan pewarnaan tertentu.
Di samping itu untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup.Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
a.    Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
b.    Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah
serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan.
c.    Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan perundang-undangan.
d.    Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya.
   





















KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
        
1)    Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
2)    Aliran energi di ekosistem dpat dalam bentuk rantai makanan, ajring-jaring makanan dan piramida ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu organisme ke organisme lainnya.
3)    Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur biogekimia terbagi atas daur sulfur, daur air, daur nitrogen, daur oksigen dan karbondioksida dan daur fosfor.

B.SARAN
Dari penjelasan di atas mengenai lingkungan hidup,maka dengan ini penulis menyarankan, sebagai makhluk yang bersosial kita semua di wajibkan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan cara seperti yang telah di jelaskan di atas,dan di harapkan pula untuk pemerintah agar supaya mengadakan penyuluhan-penyuluhan berupa sosialisai kepada masyarakat pada umumnya bahwa betapa pentingnya lingkungan untuk kehidupan kita.







DAFTAR PUSTAKA
Berybunut, 2012. Biogeokimia, http://berybunut.wordpress.com,Diakses 24 Februari 2013
Emanuel, A.P.,1997. Biologi, PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta
Meylanihusain, 2012. Energi dalam Ekosistem, http://meylanihusain2027.wordpress.com, diakses 24 Februari 2013
Masteropx,2012. Aliran Energi dalam Ekosistem,diakses 24 Februari 2013
Lestari, lis, 2012. Daur Air dan Daur Fosfat, http://www.kamusq.com, diakses 24 Februari 2013
Sasongko, Agung, 2001.BIOLOGI, PT. Pabelan, Surakarta
Soerya, 2012. Jaring-Jaring Makanan, http://soerya.surabaya.go.id, diakses 24 Februari 2013
Soerya, 2012. Piramida Ekologi, http://soerya.surabaya.go.id, diakses 24 Februari 2013
Zakapedia, 2012. Arus Energi dalam Rantai Makanan,. Diakses 24 Februari 2013

Add caption



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.