Breaking

Beasiswa Untuk Pelajar Afghanistan dari Pemerintah Indonesia dan MUI



Pemerintah Indonesia bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyiapkan Beasiswa bagi penduduk warga negara Afganistan yang akan kuliah di Indonesia. Menteri luar negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta mengatakan bahwa beliau telah berbicara dengan emosi dalam program beasiswa ini dan alhamdulillah MW setuju untuk menyiapkan beasiswa tersebut. Sampai saat ini dari MW sendiri sudah menyiapkan sekitar 135 Beasiswa bagi pelajar Afghanistan untuk belajar di Indonesia. Sementara pemerintah juga ada beberapa ratus V siswa yang sudah disiapkan.

Menteri luar negeri juga mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan meminta Indonesia untuk turut membantu penguatan sektor ekonomi mereka. Hal ini karena negara tersebut sangat membutuhkan peningkatan daya saing produk mereka di tengah kondisi geografis yang cukup sulit dijangkau di negara tersebut.

Pemerintah Indonesia akan membantu Afghanistan dalam hal permintaan itu dan menteri Retno juga mengatakan bahwa harapan besar Afghanistan pada Indonesia untuk bisa membantu berkontribusi dalam pembangunan di negaranya, baik pembangunan manusia dan SDM nya maupun pembangunan ekonomi nya.

Di waktu yang lain, wakil presiden Jusuf Kalla berharap bahwa pertemuan antara Ulama Indonesia dengan ulama Afganistan dan Pakistan yang akan diselenggarakan dalam tahun ini juga bisa melahirkan beberapa fatwa untuk terciptanya perdamaian di Afghanistan.

"Pertemuan tersebut diharapkan bisa menghasilkan suatu kesepakatan dan petuah bersama dalam menghadapi perdamaian di Afghanistan," ujar Jusuf Kalla lagi

Menurut JK, pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan negara Afganistan dan Pakistan sangat penting karena suara ulama mereka sama didengarkan di negara tersebut, termasuk kebijakan-kebijakannya. Dengan diadakannya pertemuan ini diharapkan ada payung hukum sebelum ada pertemuan perdamaian yang lain ya yang secara teknis kita harapkan bisa bekerja.

Dalam pertemuan tersebut akan hadir 15 ulama dari masing-masing negara untuk membicarakan dan marah bukan permasalahan dan solusinya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.